Hai Teman DRYD,
Pernah ngalamin yang namanya mood naik turun? Atau mungkin ada orang di sekitar Teman-teman yang mood-nya kaya yang ga bisa ditebak gitu? Sekarang hepi, ceria, penuh semangat tapi trus sedetik kemudian berubah jadi murung, males ngapa-ngapain, ga bisa diajak have fun? Cape emang ngadepin yang kaya gitu ya. Kita ga pernah tau kira-kira apa yang bisa memicu perubahan suasana hati. Yang paling bikin frustrasi itu kalo orang terdekat kita yang ngalamin kaya begitu. Serba salah aja semua rasanya.
Tapi yang miris sekarang itu tu ya, adalah kenyataan bahwa istilah “bipolar” sekarang seperti jadi kata-kata kasual yang sering dilancarkan orang secara ngasal untuk sembarang orang. Misalnya gini; kita punya temen, mood-nya seeering banget berubah dalam waktu yang relatif singkat dan kadang-kadang ga peduli momen. Trus kita langsung nyeletuk, “Ah, elu bipolar banget deh!”
Kalo Teman DRYD ada yang pernah ngelakuin ini, kalo bisa jangan lagi ya. Ga boleh. Bipolar itu gangguan psikis yang valid dalam dunia medis jadi sebaiknya ga dipake buat hal-hal sekasual seperti contoh sebelumnya. Bipolar itu bisa di-treat secara klinis tapi kadang judgment yang diberikan orang lain bisa jadi salah satu sumber penyebab kenapa gangguan ini sulit dikendalikan oleh si pengidap.
Dari sisi kita sendiri, ucapan semacam itu tu ga adil terhadap si orang yang dimaksud. Bisa jadi dia ga punya bipolar tapi emang mood swing-nya tergolong cukup parah. Nah, supaya kita ga lagi salah kaprah dan mungkin berakhir menyinggung perasaan orang lain, yuk coba kita teliti perbedaan antara gangguan bipolar dan mood swing.
Mood swing biasa itu ditandai dengan perubahan emosi dan suasana hati seseorang dalam periode yang ga bisa dibilang singkat. Ada periode yang jelas yang membatasi mood positif dan negatif. Durasinya juga relatif lebih pendek. Pembeda mendasar lain adalah efek dari kondisi ini. Mood swings biasanya ga sampe ngeganggu hidup kita secara keseluruhan. Iya, pas lagi bad mood mungkin emang males ngapa-ngapain dan mudah tersinggung. Tapi itu ga bikin hidup kita hari itu kacau balau. Cuma low energy aja gitu.
Nah, kalo bipolar itu kebalikannya. Perubahan mood terjadi secepat kilat, senang ke sedih atau sedih ke senang itu beralih dan berganti-ganti sekejap mata. Soal durasi juga berbeda; orang dengan gangguan bipolar punya dua episode: mania (naik, ceria dan senang berlebihan) dan depresi (turun, sedih dan stres berlebihan). Di beberapa kondisi tertentu malah ada orang yang mengalami kedua jenis episode dalam waktu yang bersamaan. Nah, biasanya durasi dari masing-masing episode ini bisa berlangsung selama berjam-jam, bahkan mungkin sepanjang hari. Efeknya pun lebih menyeluruh. Hidup si pengidap bisa sangat terpengaruh akibat perubahan emosi ini. Ketika memasuki salah satu episode bipolar, si individu pengidap bisa aja praktis ga bisa berfungsi sebagaimana manusia biasanya.
Jadi beda banget ni, bipolar dan mood swing biasa. Orang bipolar itu pasti ngalamin mood swings tapi orang yang mengalami perubahan mood cukup dramatis belum tentu punya bipolar.
Setelah paham perbedaan fundamentalnya, yuk kita cari tahu ciri-ciri gangguan bipolar. Biar lebih mudah, ciri-ciri bipolar itu bisa dirumuskan berdasar masing-masing episode.
Ciri-ciri episode mania:
- Perasaan bahagia berlebihan yang timbul dalam periode yang lama,
- Cara berbicara dan berpikir berlangsung sangat cepat,
- Perasaan tidak membutuhkan tidur,
- Impulsif dan dan tidak bisa diam,
- Perhatian mudah teralihkan,
- Overconfidence (rasa percaya diri yang berlebihan),
- Kecenderungan untuk melakukan hal-hal berisiko tinggi seperti menghabiskan uang berjudi atau untuk membeli barang-barang yang tidak perlu.
Ciri-ciri episode depresi:
- Perasaan sedih dan putus asa dalam periode yang lama,
- Kecenderungan menghindari keluarga dan teman,
- Kehilangan interest terhadap hal yang sebelumnya disenangi,
- Gangguan pola dan nafsu makan, bisa kehilangan nafsu makan atau malah makan berlebihan,
- Perasaan kelelahan dan kehilangan energi.
- Daya ingat dan konsentrasi menurun dan tidak mampu mengambil keputusan,
- Pikiran tentang bunuh diri atau didominasi tentang kematian.
Nah, permasalahannya sekarang, jika ada orang di sekitar kita yang memiliki ciri-ciri seperti di atas, apa yang sebaiknya dilakukan?
Yang pertama, berhenti ngejudge. Pengidap bipolar juga ga bisa mengendalikan apa yang mereka rasakan. Kadang ini mungkin sulit dilakukan karena logika personal kita ga bisa menerima atau bahkan mencerna apa yang terjadi dan terlihat. Tapi lagi-lagi, pengidap bipolar juga ga mau kali, dapet hal kaya gitu dan membebani orang lain.
Yang kedua yang perlu dilakukan adalah mencarikan si pengidap gangguan bantuan profesional. Ini juga kayanya bertentangan dengan logika umum ya. Masa udah sakit, malah orang lain yang harus repot nyariin bantuan. Tapi pada kenyataannya, para pengidap bipolar emang ga bisa berpikir sejauh itu. Mereka udah telanjur sibuk “berperang” dengan diri mereka sendiri, terlalu kesulitan untuk bahkan sekadar mencari pertolongan. Kitalah yang justru harus memberikan uluran tangan. Oh, dan jangan coba-coba ditangani sendiri ya, kecuali kalo emang kita punya kapasitas di bidang sespesifik ini. Bipolar cuma bisa ditangani oleh pihak yang emang paham seluk-beluk gangguan ini jadi cuma mereka yang berkemampuan untuk mengatasi persoalan yang ada.
Nah, udah jelas ya, Teman-teman DRYD. Jangan lagi deh bilang orang lain bipolar cuma untuk lucu-lucuan. Kita ga tau apa yang sebenernya terjadi jadi jangan sampai menyinggung perasaan orang lain atau memperparah kondisi mental orang lain.